Pengertian Softswitch: Dari Konsep Dasar Hingga Implementasi

Sahabat HomeSchooling, teknologi terus berkembang dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia telekomunikasi. Salah satu teknologi yang sedang banyak dibicarakan saat ini adalah softswitch. Apakah Anda sudah mengenal istilah ini? Jika belum, mari kita simak pengertian softswitch secara lebih detail dalam artikel ini.

Apa itu Softswitch?

Sebelum membahas lebih jauh tentang softswitch, penting untuk mengetahui konsep dasar dari teknologi ini. Secara sederhana, softswitch dapat diartikan sebagai sebuah perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai penghubung antara jaringan telekomunikasi tradisional (TDM) dan jaringan telekomunikasi berbasis IP (Internet Protocol).

Dengan kata lain, softswitch memungkinkan penyelenggara layanan telekomunikasi untuk mengirimkan suara, data, dan video melalui jaringan internet (VoIP) dengan lebih efisien dan murah dibandingkan melalui jaringan TDM konvensional.

Namun, konsep softswitch bukanlah hal yang baru. Sebelum adanya teknologi VoIP, fungsi yang sama dapat diwujudkan dalam bentuk perangkat keras (hardware) yang dikenal sebagai Class 4 atau Class 5 switches. Dengan adanya softswitch, penggunaan perangkat keras dapat dikurangi, sehingga biaya pengoperasian dan investasi dapat ditekan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, softswitch juga telah mengalami transformasi yang memungkinkan fitur-fitur tambahan pada layanan VoIP, seperti voice mail, video conferencing, dan lain sebagainya.

Cara Kerja Softswitch

Setelah mengetahui pengertian softswitch, tahukah Anda bagaimana cara kerjanya? Softswitch bekerja sebagai server dan terdiri dari dua bagian utama:

  1. Media Gateway Controller (MGC): berfungsi sebagai pengatur lalu lintas suara, data, dan video antara jaringan TDM dan jaringan IP.
  2. Media Gateway (MG): berfungsi sebagai konversi sinyal antara jaringan TDM dan jaringan IP.

Softswitch mendukung protokol SIP (Session Initiation Protocol) yang digunakan untuk membangun, mengatur, dan mengakhiri sesi VoIP. Selain itu, softswitch juga dapat mendukung protokol lain seperti H323, MGCP, dan SCCP.

Dalam jaringan telekomunikasi, softswitch berperan sebagai titik pusat yang mengelola, mengirimkan, dan mengontrol panggilan telepon. Saat seseorang melakukan panggilan ke nomor telepon lain, softswitch akan memutuskan apakah panggilan tersebut harus dikirimkan melalui jaringan TDM atau IP, serta rute dan biaya yang dikenakan.

Jenis-Jenis Softswitch

Terdapat beberapa jenis softswitch yang dapat ditemukan di dalam jaringan telekomunikasi, di antaranya:

  1. Class 4 Softswitch: digunakan untuk menghubungkan antara jaringan TDM antar area atau antar kota (inter-exchange).
  2. Class 5 Softswitch: digunakan untuk menghubungkan antara jaringan TDM ke pelanggan (last-mile).
  3. Softswitch VoIP: merupakan pengganti dari Class 4 dan Class 5 yang menghubungkan antara jaringan IP dan TDM.

Dalam penggunaannya, jenis softswitch yang digunakan akan bergantung pada kebutuhan dan skala jaringan telekomunikasi yang dimiliki.

Keuntungan Menggunakan Softswitch

Menggunakan softswitch pada jaringan telekomunikasi memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

  • Menghemat biaya dalam pengoperasian dan investasi, karena penggunaan perangkat keras dapat dikurangi.
  • Meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan telekomunikasi, karena softswitch dapat mengelola panggilan telepon dengan lebih efisien dan cepat.
  • Memungkinkan penggunaan teknologi baru seperti VoIP, video conferencing, dan lain sebagainya.
  • Memudahkan pengelolaan dan monitoring jaringan telekomunikasi.

Implementasi Softswitch

Setelah mengetahui pengertian dan keuntungan menggunakan softswitch, tahukah Anda bagaimana implementasi softswitch pada jaringan telekomunikasi? Implementasi softswitch dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

  1. Analisis kebutuhan: tahap ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan jaringan telekomunikasi yang dimiliki, baik dalam hal kapasitas, lokasi, dan lain sebagainya.
  2. Perencanaan: tahap ini dilakukan untuk merancang arsitektur dan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang akan digunakan.
  3. Instalasi: tahap ini dilakukan untuk memasang dan mengkonfigurasi perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan.
  4. Ujicoba: tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa softswitch dapat berfungsi dengan baik di dalam jaringan telekomunikasi yang dimiliki.
  5. Operasional: tahap ini dilakukan untuk menjalankan dan mengelola jaringan telekomunikasi secara terus-menerus.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apa bedanya softswitch dengan PBX (Private Branch Exchange)?

Softswitch berfungsi sebagai penghubung antara jaringan TDM dan jaringan IP, sedangkan PBX berfungsi sebagai pusat telepon dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2. Apakah semua jenis jaringan telekomunikasi dapat menggunakan softswitch?

Tidak semua jenis jaringan telekomunikasi dapat menggunakan softswitch. Softswitch hanya dapat digunakan pada jaringan TDM dan jaringan berbasis IP.

3. Apa persyaratan untuk dapat menggunakan softswitch?

Persyaratan untuk dapat menggunakan softswitch meliputi koneksi internet yang stabil, perangkat keras dan lunak yang memadai, serta keahlian dalam pengoperasian dan pengelolaan jaringan telekomunikasi.

Conclusion

Demikian pengertian softswitch beserta cara kerja, jenis-jenis, keuntungan, dan implementasinya pada jaringan telekomunikasi. Dengan menggunakan softswitch, penyelenggara layanan telekomunikasi dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan, serta menghemat biaya pengoperasian dan investasi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin lebih memahami teknologi softswitch. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!